Oleh: Moh. Rasyad, M.Pd.I
Guru yang menganggap tugas mendidik murid-muridnya adalah sebuah panggilan jiwa akan mampu menghantarkan anak didiknya kepada kehidupan yang lebih baik secara intelektual dan sosial, dan bisa mengalirkan energi kecerdasan dan kemuliaan yang besar dalam jiwa murid-muridnya.
Sebaliknya guru yang menganggap tugas mendidiknya adalah sebuah tuntutan pendapatan semata akan membawa penyakit bagi peserta didiknya baik secara mental maupun kepribadiannya bahkan bisa jadi guru itu sendiri yang terpapar penyakit mental dan kepribadian yang buruk.
Begitu pentingnya kesalihan seorang guru di mata muridnya sehingga ada pepatah terkenal mengatakan “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Karena seluruh tindak tanduk, ucap, dan perilakunya senantiasa menjadi kiblat dan acuan bagi murid2nya.
Oleh karenanya, memilih guru sangat penting untuk dilakukan secara selektif, yaitu guru yang tidak hanya sekedar baik tapi bisa memperbaiki, tidak hanya sekedar pandai tapi bisa memandaikan, tidak hanya sekedar shaleh tapi musleh. Guru yang benar-benar mengajar dan mendidik muridnya dengan penuh cinta. Guru yang dalam mendidik jika menemukan kendala tidak teriak-teriak main pukul dan tendang saja. Guru yang menyadari sepenuh hati bahwa dalam mendidik muridnya ada peran Allah swt yang lebih dominan ketimbang dirinya.
Recent Comments